11.05.2010

Sejarah Sepeda Lawas Namanya Ontel, Jengki, Kumbang dan Sundung

JAKARTA – Sejarah sepeda lawas bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. 
Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais. Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya.
Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. 
James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.
Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama. Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.
Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi. 
Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya. 
”Sepeda yang dimiliki klub ini sangat berbeda dengan sepeda kuno yang banyak dijadikan ojek. Kalau ojek-ojek itu kebanyakan sepeda model kuno keluaran Cina atau Jepang. Dan mereka nggak merawatnya dengan khusus,” ungkap Agus Pranoto (28), anak muda yang juga hobi jalan-jalan dengan sepeda lawas. 
Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. ”Tapi semuanya punya maksud yang sama, sepeda dengan model tinggi. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh,” papar Agus. 
Di Jakarta, ada satu klub sepeda lawas yang tetap eksis hingga kini. Namanya, Perkumpulan Sepeda Tempo Doeloe Batavia, Silang Monas. ”Awal berdirinya pada tanggal 23 Maret 1991 di Jakarta. Waktu itu cuma ada saya, Pak Triyono Abidin, Pak Bariman, Iyan, Sundopo, Darjo dan Pak Mohamad Sani,” kisah H. Abdullah (56) pemilik sepeda lawas merek Raleigh 1951. 
Dari kumpul-kumpul beberapa orang tadi mereka terus merekrut beragam anggota baru. Tiap hari Minggu, mereka selalu berkumpul di pelataran Silang Monas. Di jantung Ibu Kota itu mereka berkumpul dahulu sebelum memutuskan berkeliling kota. Berminat? 
Syaratnya gampang. ”Yang penting Anda punya sepeda ontel (lawas) yang bisa jalan ya silakan gabung,” ujar H. Abdullah sambil tersenyum. Dengan agak terburu-buru, bapak separuh baya ini siap-siap mengayuh sepedanya merek Raleigh. Ia ingin menyusul rekan-rekannya yang sudah terlebih dulu berjalan menuju Bundaran Hotel Indonesia. Rencananya, di HI mereka akan berputar-putar sebentar sebelum pulang ke rumah masing-masing. 

CARA MERAWAT DAN MENJAGA PONSEL (8 LANGKAH PRAKTIS)

Ponsel sudah bukan lagi barang mewah, hampir setiap orang di semua lapisan mempunyai alat komunikasi ini dengan berbagai kepentingan. Dengan ponsel, kita dapat dihubungi dan menghubungi siapapun, kapanpun dan dimanapun.


Kepraktisan komunikasi inilah yang menjadi pilihan utama mengapa seseorang menggunakan ponsel.Dengan peran ponsel yang semakin dominan saat ini, tidaklah heran jika kita sebaiknya merawat benda ini sebaik mungkin sehingga keefektifannya terjaga. ada delapan cara untuk memaksimalkan ponsel beserta semua perangkat didalamnya.

1. Caslah baterai sampai penuh dan segera isi ulang baterai Anda jika memang sudah habis. Mengisi baterai ponsel di saat tenaga baterai hanya sedikit berkurang atau belum sepenuhnya habis akan menyebabkan baterai cepat rusak.

2. Aktifkan kode akses ponsel seperti PIN yang ada dalam SIM Card atau kode Phone-Lock untuk menghindari adanya tangan-tangan usil yang kurang bertanggung jawab yang dapat menggunakan ponsel Anda secara ilegal.

Bahkan dengan nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) ponsel, kita dapat memblokir ponsel yang dicuri supaya tidak bisa digunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Nomor IMEI dapat digunakan untuk menentukan apakah handset sedang rusak, maupun untuk menindaklanjuti pengaduan terhadap pencurian ponsel. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mencatat nomor IMEI sehingga ketika Anda kehilangan ponsel, Anda bisa melaporkannya ke operator. Dengan demikian, operator bisa melacak keberadaan ponsel yang hilang tersebut dan memblokirnya.

3. Aktifkan keypad lock ponsel agar tidak terjadi panggilan yang tidak terencana ke nomor tertentu.

4. Pilih baterai resmi yang kualitasnya terjamin. Meskipun mahal, baterai resmi lebih tahan lama dan aman daripada baterai palsu yang seringkali dijual dengan harga yang jauh lebih murah. Memakai baterai palsu yang kurang awet akan memaksa kita untuk melakukan pemborosan dengan sering mengisi daya baterai.

5. Gunakan kain lembut untuk membersihkan ponsel, jangan pernah mencoba membersihkan ponsel dengan cairan kimia dan cairan pembersih lainnya karena akan merusak ponsel.

6. Gunakan pelindung ponsel seperti sarung, dan plastik pembungkus lainnya untuk menghindari ponsel dari debu, kotoran lain termasuk goresan-goresan.

7. Letakkan ponsel Anda di tempat yang kering dan aman. Hindarkan pemakaian ponsel di tempat-tempat yang dilarang karena akan menyebabkan arus listrik yang berbahaya dan ancaman lain.

8. Selalu letakkan ponsel di tempat dengan temperatur yang stabil dan normal sehingga tidak terjadi kondensasi dan kerusakan ponsel akibat suhu yang terlalu tinggi atau rendah.

Ok, semoga bermanfa’at !

Dikutip detikINET